KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat karuniaNya yang
diberikan kepada kita semua. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ilmu
sosial dasar yang berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya”. Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menambah nilai
tugas mata kuliah ilmu sosial dasar di Universitas Gunadarma.
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya.
Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara
turun menurun. Kebudayaan itu merupakan warisan sejarah kehidupan manusia
yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya.
Secara garis
besar, makalah ini akan membahas manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
memiliki adat istiadat.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas makalah ini.
Penulis
Pendahuluan
Latar Belakang
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang
terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada
di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus
berjalan seimbang.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang
merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan
manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena
dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan
hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam
lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut
berjalan haruslah manusia di didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan
hingga ia wafat”, agar hasil dari pendidikan –yakni kebudayaan– dapat
diimplementasikan dimasyarakat.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai
“motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah
memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan
memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa
pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita
katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan tinggi akan menghasilkan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu
bangsa.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
a. apa hakikat manusia dan
budaya ?
b. apa saja perwujudan dari
kebudayaan ?
c. bagaimana hubungan manusia
dengan kebudayaan?
d. apakah manusia sebagai
pengguna dan pencipta kebudayaan?
Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat dengan
tujuan sebagai pemenuhan tugas soft
skill ilmu Budaya Dasar sekaligus
sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca yang ingin menambah
wawasan yang mencakup manusia sebagai makhluk budaya.
PEMBAHASAN
1) Hakekat
manusia sebagai makhluk budaya
A. Manusia.
Dalam sudut pandang etimologi
banyak pendapat yang mengemukakan tentang kata manusia, seperti kata manusia
itu berasal dari kata manu (sangsekerta), mens (latin) yang berarti berfikir,
berakal budi atau mahluk yang berakal budi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
manusia diartikan sebagai mahluk yang berakal budi.
Adapun manusia dalam sudut
pandang terminologi, kita bisa melihat dari berbagai macam bidang keilmuan.
Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Dari pengertian di atas dapat
di simpulkan bahwa manusia adalah suatu mahluk yang meiliki ciri tertentu dan
memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan kepada yang lainnya. Yang
lainnya di sini entah kepada tuhan atau kepada sesama mahluk.
B. Budaya.
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia.
Dalam arti terminologi budaya
adalah sebuah system yang memiliki koherensi. Menurut E.B Taylor (1987)
kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral hukum, adat istiadat,
pembawaan lain yang di peroleh dari anggota masyarakat yang terbentuk dari
anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.
Menyadari bahwa budaya atau
kebudayaan merupakan istilah yang di terjemahkan berbeda-beda oleh para ahli,
saya hanya ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Hal ini untuk tidak memperuncing permasalahan yang
akan membuat tulisan ini tidak bisa selesai nantinya.
Setelah kita mengetahui tentang
manusia dan budaya, sekarang kita akan mulai berbicara permasalahan inti, yakni manusia sebagai mahluk berbudaya.
Manusia mempunyai tingkatan
yang lebih tinggi karena selain mampunyai sebagaimanaa makhluk hidup di atas,
manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya yang
kompleks melalui proses belajar yang terus-menerus. Selain itu manusia diktakan
pula sebagai makhluk budaya. Budaya diartikan sebagai pikiran atau akal budi .
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya
adalah sesuatu bagian dari manusia tidak akan pernah terpisahkan, karena tabiat
manusia itu sendiri adalah berbudaya. Kenapa begitu? Jika kita melihat arti
manusia secara bahasa, yakni dari kata manu, memiliki arti berfikir, berakal
budi. Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal atau budi. sehingga
jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan budaya, maka kita
akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan budi. hal ini menunjukkan
keterkaitan diantara keduanya
2) Perwujudan
kebudayaan
JJ. Hogman dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya
dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat,
dalam buku “Pengantar Antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi:
a. Sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b. Sebagai suatu kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Sebagai benda-benda hasil
karya manusia
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat
mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu Budaya yang bersifat abstrak dan
budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat Abstrak:
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam
pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat
abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi
cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret:
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau
peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat,
diamati, disimpan atau diphoto.
Koencaraningrat menyebutkan
sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku,
bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi
tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola
perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan
dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton
mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai
mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa
berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan
berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan
manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya
dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar adalah sebagai
berikut:
1. Items, adalah unsur yang
paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan
dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan
dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan
gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan
unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya unsur-unsur
budaya tersebut dapat melaluidiscovery (penemuan atau usaha yang disengaja
untuk menemukan hal-hal baru).
3) Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Hubungan antara manusia dan
kebudayaan :
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
4) Manusia
Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi
antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini.Manusia di ciptakan
oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di
muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan.Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Hasil karya manusia menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau
kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan
dan kemampuan-kemampuan lain
.3. Sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
manusia harus bertindak dan berprilaku didalam
Pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan
dengan orang lain
7.
Sebagai modal dasar pembangunan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
-
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi, dan berbudaya
-
Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide, gagasan, norma dan
peraturan bagi manusia dan abstrak yaitu sebagai tinfakan, peraturan, dan
aktivitas manusia.
-
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari
perkembangan manusia sebagai masyarakat.
Saran
Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya
No comments:
Post a Comment